1.
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan mempersiapkan
lokasi pembangunan. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan struktur
dilaksanakan. Pekerjaan persiapan pada proyek ini meliputi: pekerjaan
pengukuran, pekerjaan tanah, pekerjaan dewatering,
dan pekerjaan anti rayap.
1.1
Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan pengukuran merupakan pekerjaan yang dilakukan
sebelum pembangunan dilaksanakan. Pekerjaan pengukuran dalam hal ini yaitu
menentukan titik As bangunan. As bangunan
diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu hubungan garis dan bangunan dengan
bangunan lain yang menjadi acuan atau sebagai titik pengambilan awal, seperti titik
BM (bench mark), jalan raya atau bangunan eksisting di area site yang menjadi acuan sesuai dengan
gambar site plan yang telah
direncanakan. As bangunan yang pertama tersebut merupakan titik
koordinasi semua As kolom struktur bangunan.
1.2 Pekerjaan
Galian Tanah
Pekerjaan
galian tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang atau saluran yang lebih rendah
dari permukaan tanah awal. Pekerjaan galian pada proyek dapat dilakukan dengan
sistem zonase yaitu pembagian areal menjadi beberapa zone. Terdapat 3 zone
dalam pekerjaan ini, yaitu zone 1, zone 2, dan zone 3. Pekerjaan galian dimulai
dari zone 1, dilanjutkan zone 2, dan zone 3.
Gambar 1.1 Denah Zonase
Pekerjaan
galian pada proyek menggunakan alat
berat excavator. Excavator menggali
tanah kemudian tanah tersebut
diangkut menggunakan dump truck untuk
dibawa ke lokasi lain.
Gambar 1. 2 Pekerjaan Galian
Pekerjaan dewatering adalah pekerjaan pengeringan air. Pekerjaaan ini
bertujuan untuk mengeringkan air rembesan maupun air permukaan (air hujan dan
air banjir) yang masuk ke dalam area galian.
Teknik dewatering yang dilakukan pada proyek adalah dengan pemompaan.
Pemompaan dilakukan dengan memasang pompa pada titik sumber air yang kemudian
disalurkan dengan menggunakan pipa-pipa menuju ke sungai yang terletak di
samping lokasi proyek.
Gambar 1.3 Pekerjaan Dewatering
(Pengeringan Air)
1.4
Pekerjaan Anti
Rayap
Pekerjaan anti rayap merupakan pekerjaan pelapisan
dinding-dinding tanah pada struktur bawah bangunan dengan menggunakan bahan
kimia anti rayap. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan galian elevasi rencana
selesai dan sebelum pekerjaan struktur bawah bangunan. Struktur bawah bangunan
pada proyek ini berupa struktur pondasi, dan struktur dinding geser yang berinteraksi
langsung dengan tanah, hal ini sangat beresiko terjadinya serangan serangga
yaitu rayap. Solusi dari hal tersebut adalah dengan penyemprotan bahan kimia
anti rayap.
2. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan pondasi merupakan pekerjaan
pembangunan suatu pondasi dari bangunan yang telah direncanakan dan dituangkan
dalam bentuk gambar shop drawing.
Pekerjaan pondasi ini dilakukan setelah pekerjaan persiapan dan sebelum
pekerjaan struktur lainnya dilakukan.
Pondasi yang digunakan
pada proyek adalah pondasi pilecap kedalaman
bervariasi. Pekerjaan pondasi tersebut
meliputi:
a. Pekerjaan Pemasangan
Lantai Kerja dan Peletakan Beton
Dacking
Pekerjaan pemasangan lantai kerja adalah
pekerjaan pemasangan bahan atau campuran bahan yang digunakan sebagai alas
pekerjaan pondasi pilecap sehingga tulangan pondasi tidak berinteraksi secara
langsung dengan tanah. Beton dacking atau beton tahu merupakan beton
yang dibuat dengan campuran air, semen dan pasir. Beton dacking ini difungsikan sebagai selimut beton pada pondasi agar tulangan
tidak berinteraksi langsung dengan air karena dapat menyebabkan korosi,
sehingga mengurangi kekuatan tulangan.
Gambar 1.4 Pekerjaan Pemasangan Lantai Kerja dan Peletakan Beton Dacking
c. Pemasangan Tulangan
Pondasi Pilecap
Pemasangan tulangan
pondasi ini dilakukan di atas lantai kerja yang sudah dipasang beton decking. Teknik pemasangan pada
pondasi ini adalah rangkap, yaitu 2 lapisan untuk tulangan pokok bawah dan 2
lapisan untuk tulangan pokok atas. Pada pemasangan tulangan ini dimulai dari
tulangan pokok bawah pada arah membujur dan dilanjutkan pada tulangan pokok
bawah arah memanjang, kemudian pemasangan tulangan penyangga dan terakhir
pemasangan tulangan pokok atas. Pada pekerjaan penulangan ini juga terdapat overlapping penyambungan tulangan.
Peraturan yang digunakan dalam penyambungan yaitu 40d (40 x diameter tulangan).
Sambungan tulangan tersebut diikat dengan menggunakan kawat baja (bendrat).
d. Pekerjaan Bekesting
Pondasi Pilecap
Pekerjaan bekesting adalah
pekerjaan pemasangan bekesting/cetakan untuk pondasi pilecap. Pekerjaan ini
dilakukan setelah pekerjaan penulangan dan sebelum pekerjaan pengecoran.
Bekesting ini terbuat dari bahan tripleks, dan besi hollow yang dibuat menjadi panel-penel bekesting.
Pekerjaan bekesting
dilakukan dengan cara memasang panel-panel bekesting yang telah dilapisi dengan
oli kemudian dipasang pada tepi tulangan pondasi. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemasangan bekesting yaitu: ketegakan bekesting, hal ini
dapat mempengaruhi dari kualitas hasil cetakan beton pondasi. Selanjutnya hal
yang harus diperhatikan adalah kekuatan bekesting. Bekesting yang terpasang
harus dipastikan mampu menahan beban tekanan akibat proses pengecoran, jangan
sampai terjadi pembengkakan pada beton pondasi. Hal ini dapat dihindari dengan
penambahan perkuatan berupa penyangga.
e. Pengecoran Pondasi Pilecap
Pekerjaan pengecoran pondasi dilakukan setelah bekesting
semua terpasang dan setelah dilakukan pengecekan elevasi pengecoran rencana
oleh unit surveyor. Dalam pekerjaan
pengecoran juga harus memperhatikan dimensi pondasi pilecap, jika dimensi
pilecap terlalu besar maka pengecoran dapat dilakukan secara bertahap.
Pengecoran pondasi pilecap pada proyek ini menggunakan
bantuan alat berat concrete pump truck,
yaitu dengan cara memasukkan beton dari mixer
truck ke dalam concrete pump truck dan
mengalirkannya ke titik pengecoran dengan pipa-pipa penyalur. Teknik
pengecorannya itu dengan berpindah-pindah dari satu titik ke titik lain hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya penumpukan beton pada satu titik.
Pada
setiap pekerjaan pengecoran beton baik itu pengecoran pondasi pilecap, kolom,
dinding geser, tie beam, balok dan plat lantai perlu dilakukan pekerjaan
pemadatan untuk menghindari terjadinya segregasi
dan bleeding. Pemadatan dilakukan
dengan proses penggetaran. Alat yang digunakan untuk penggetaran yaitu vibrator atau alat getar. Teknik
penggetaran ini yaitu dengan memasukkan alat vibrator ke dalam adukan beton yang telah dituang pada pondasi.
Pemadatan dilakukan secara merata dan dilakukan dengan interval waktu yang
pendek.
f. Pengujian Beton Segar (Uji Slump)
Pengujian beton segar ini berupa pengujian tingkat
kelecekan (slump) dari campuran beton
yang digunakan sebelum pengecoran dilakukan. Tujuan dari pengujian ini adalah
sebagai dasar untuk mengetahui bahwa campuran beton yang didatangkan dari mixing plant sesuai dengan permintaan
dan sebagai dasar dalam kemudahan pekerjaan (workability)
pada saat pengecoran.
Gambar
1.12 Pengujian Slump
Terima kasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat J
~anismc~